Rabu, 08 September 2010

Mal dan Apartemen di Jakarta Barat

MIXED-USE BUILDING




Angka pertambahan penduduk yang tinggi dan perkembangan pesat di bidang industri menyebabkan berbagai macam permasalahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain semakin berkurangnya pemukiman, sanitasi dan rekreasi. Perkembangan ini juga berdampak buruk pada lingkungan, pabrik-pabrik dari sektor industri menghasilkan limbah yang mencemari udara dan air. Dari segi sosial, meningkatnya urbanisasi menyebabkan peningkatan angka pengangguran di kota dan semakin menipisnya lahan tempat tinggal. Ditambah lagi dengan jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah di Jakarta telah menyebabkan kemacetan yang parah. Dalam hitungan sederhana, kerugian akibat macet akan mencapai 43 triliun per tahun (Abun Sanda, Kompas, 9 November 2007).



Fakta-fakta tersebut menyebabkan timbulnya kebutuhan akan suatu solusi tepat bagi masyarakat perkotaan dengan karakternya yang sangat menghargai waktu dan menyukai segala sesuatu yang efektif dan efisien. Salah satu solusi yang dihadirkan adalah pembuatan superblok atau mixed use building yaitu salah satu upaya pendekatan perancangan yang berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area suatu kota (luas area terbatas, harga tanah mahal,letak strategis, nilai ekonomi tinggi) sehingga terjadi suatu struktur yang kompleks di mana semua kegunaan dan fasilitas saling berkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat.



Upaya tersebut dimaksudkan untuk mengeliminasi ruang-ruang mati, sehingga penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni. Penyatuan berbagai fungsi dan aktivitas ini dalam satu bangunan atau kompleks bangunan biasanya diwadahi dalam bangunan atau kompleks bangunan besar sehingga sering disebut sebagai superblok (Endy Marlina, 2008).


Kamis, 22 Juli 2010

Lomba Rumah Sudut Green-Housing Estate,2010




GREEN TROPICAL HOME



Data
Indonesia adalah negara yang memiliki iklim tropis basah dengan karakteristik sebagai berikut:

- kelembapan udara yang relatif tinggi (sering di atas 90%)

- curah hujan yang tinggi

- temperatur rata-rata tahunan di atas 180 C (biasanya sekitar 230 C)

- perbedaan antarmusim hampir tidak ada


Permasalahan

Di masa kini rumah-rumah di Indonesia
cenderung dibangun dengan meniru model bangunan di negara lain yang belum tentu sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Tren akan model tertentu mengakibatkan rumah didesain dengan mengabaikan faktor iklim

Rumah yang tidak sesuai dengan iklim membuat pemakaian energi menjadi meningkat untuk pendingin ruangan dan meyebabkan pemanasan global


Definisi "Green Tropical Home"

Perancangan suatu bangunan yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dari karakteristik iklim tropis sehingga meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan di dalamnya serta dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.










Rabu, 23 Juni 2010

Lomba Design Rumah Murah-Griya Kreasi,2009



BAMBOO HOUSE

Masalah kekurangan rumah di Indonesia masih selalu menjadi isu penting dalam setiap perbincangan perumahan. Angka kekurangan 6,5 juta per tahun pada dekade terakhir ini bukanlah angka yang kecil dan sederhana untuk memenuhinya.

Kekurangan yang diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti pertambahan penduduk, kerusakan akibat usia bangunan, dan kerusakan karena bencana alam dan ulah manusia tersebut membutuhkan pemikiran dan penanganan yang komprehensif serta rasa empati pakar perumahan dan pembangunan dalam bentuk komitmen serta aksi. Kondisi ini bahkan diperburuk dengan krisis ekonomi global yang saat ini sedang berlangsung sehingga mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, urbanisasi, terjadinya kesenjangan sosial antar masyarakat kita dan semakin menipisnya sumber daya alam akibat eksploitasi besar-besaran pada alam. Hal ini mendorong lahirnya desain rumah yang murah tetapi tetap layak huni bagi masyarakat kita yang kurang mampu.

Indonesia merupakan negara yang subur dan makmur, termasuk dalam hal persediaan material bangunan. Dengan ketersediaan bahan baku untuk pembangunan gedung, apalagi sekadar rumah tinggal, Indonesia seharusnya mampu menekan harga konstruksi sampai pada batas ambang minimal sehingga rakyat, khususnya kelompok masyarakat menengah ke bawah dapat memenuhi kebutuhan mereka akan rumah yang layak huni tetapi dengan harga yang terjangkau.

Esensi rumah murah selama ini selalu dikonotasikan dengan rumah sederhana yang tidak mempertimbangkan estetika, tidak layak, bahkan cenderung kumuh. Paradigma ini tidak selamanya salah karena proses pembangunan yang terwujud selama ini telah menghasilkan produk yang demikian. Baik rumah produk Perumnas maupun rumah contoh hasil penelitian dari sebagian pusat penelitian bahan bangunan, merupakan salah satu contoh pengejawantahan atas paradigma ini. Tidak bisa dimungkiri bahwa ketika proses mengonstruksi bangunan rumah dengan biaya yang pas-pasan, segala elemen pembangunan ditekan seefisien mungkin: mulai dari luas bangunan, bahan konstruksi, sampai dengan tenaga kerjanya.

Efisiensi memang mutlak diperlukan, namun sering kali nilai efisiensi belum dikaitkan dengan nilai optimasi. Dalam hal ini rancangan yang komprehensif dalam mengoptimalkan potensi unsur pembangunan rumah tinggal perlu selalu dikaji secara intensif.





SOLUTIONS-BAMBOO HOUSE WITH EFFICIENCY DESIGN

Oleh sebagian temuan penelitian, pengertian rumah murah dijabarkan dalam lima kriteria.

1.Pemilihan bahan lokal yang mudah diperoleh dengan harga yang terjangkau
Pada umumnya, bagian-bagian bangunan yang terbuat dari bambu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bangunan lain untuk kegunaan yang sama. Sebagai perbandingan harga 1 batang bambu dengan panjang sekitar 6 meter berharga Rp 20.000,00. Sedangkan harga bata merah dengan volume 67 m2 adalah Rp 63.100,00.

Bambu juga terdapat di seluruh Indonesia. Bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Penduduk desa menanamnya di halaman rumah, pada lereng gunung, sepanjang sungai atau jurang, dan sebagainya.


2.Proses pembangunan rumah yang dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana
Kriteria sederhana yang dimaksud di sini adalah teknik pemasangan yang mudah dipahami oleh masyarakat awam tanpa menggunakan alat yang rumit dan canggih. Dalam hal ini, interaksi dengan lingkungan lokal merupakan kewajiban dalam mengejawantahkan teknologi sederhana. Artinya, teknik itu memiliki proses yang mudah dilaksanakan dan mengonsumsi bahan baku yang mudah diperoleh dan murah, serta tidak bergantung pada produk tertentu.

Pada arsitektur bambu, sambungan-sambungan konstruksi bamboo secara tradisional dapat dilakukan dengan takikan, purus atau lubang, pasak atau tangkai kayu, dan pengikatan. Teknik-teknik penyambungannya sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat awam.


3.Sistem perawatan yang tidak rumit
Aspek sustainabilitas merupakan dasar pertimbangan untuk mendapatkan sistem perawatan yang murah. Kesederhanaan permukaan bidang, bentuk, dan struktur merupakan sistem perawatan yang sustain. Ketahanan terhadap iklim tropis dengan kelembaban tinggi merupakan pertimbangan utama.

Bahan yang kedap air merupakan alternatif material yang menjadi pilihan. Bambu yang telah dibuat jenuh air (direndam ke dalam air beberapa bulan) merupakan bahan alternatif yang relatif ekonomis, sekaligus memiliki kemampuan konstruksi yang menjamin kekuatan dan kesehatan.

Akan tetapi bambu juga memiliki kelemahan yaitu bahan bangunan ini mudah lapuk bila terkena air. Oleh karena itu pada bagian bangunan yang rentan terkena air seperti bagian eksterior, kamar mandi dan dapur digunakan dinding bambu plesteran komposit untuk memperpanjang umur bangunan.


4.Kekokohan
Sistem rangka batang bambu merupakan struktur bangunan yang sangat efisien terhadap penurunan dan getaran tanah (gempa bumi) dan terhadap tekanan dinamis (angin sebagai gaya horisontal).

Sistem rangka bambu dapat diterapkan untuk kerangka rumah di daerah rawan gempa bumi, pembangunan rumah panggung, konstruksi dinding rangka, pelat lantai maupun atap.


5.Efisiensi terhadap pemanfaatan ruang
Dalam usaha pencapaian rumah murah dengan desain tetap layahkhuni, efisiensi terhadap pemanfaatan ruang dapat dilakukan seperti penggunaan areal teras sebagai ruang tamu, area dapur dan ruang makan tidak dibatasi sekat dan inovasi compact furniture.

Compact furniture adalah furniture yang dirancang secara kompak sehingga dalam 1 furniture dapat diperoleh beberapa fungsi seperti penggabungan fungsi ranjang dan lemari, ranjang dan sofa, dll. Penggunaan furniture ini menghemat penggunaan lahan dan penggunaan material saat pembuatan furniture.








Lomba Fasad Desain Rumah Minimalis-Griya Kreasi,2009






DEFINISI RUMAH MINIMALIS

Minimalis adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.

Rumah minimalis hadir dengan karakter lebih jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih kuat dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan). Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik. John Pawson yang dianggap sebagai guru "minimalisme" menghadirkan desain rumah yang minim garis, suasana yang hening dan indah.

Paham minimalis sendiri mulai lahir dengan Mies van der Rohe sebagai penggeraknya dengan semboyan khas untuk desain minimalis dan modern, “Less is More”.


RUMAH-RUMAH MINIMALIS DI INDONESIA

Rumah minimalis di Indonesia telah menjadi sebuah gaya arsitektur bangunan yang tengah menjadi tren di metropolitan. Karya arsitektur bangunan, termasuk rumah minimalis, merupakan pilihan-pilihan terhadap bentuk arsitektur sebagai akibat budaya. Bukan sekadar latah ikut-ikutan tren.

Gaya rumah minimalis berasal dari negara Barat yang memiliki iklim 4 musim dan tentunya gaya tersebut hadir sebagai salah satu solusi perancangan untuk menghadapi iklim 4 musim di negara Barat. Oleh karena itu pada bentuknya sering kita dapati bukaan jendela yang lebar dan bentuk-bentuk kotak yang akhirnya menghasilkan atap datar. Ketika gaya minimalis masuk ke Indonesia, maka diperlukan suatu adaptasi atau penyesuaian dengan iklim tropis basah yang dimiliki oleh Indonesia. Arsitektur di Indonesia perlu menjawab iklim tropis dan segala permasalahannya seperti matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi.

Gaya arsitektur minimalis juga memiliki kecenderungan menjadi steril, tunggal rupa, dan cenderung membosankan. Untuk itu perlu dipahami bersama bagaimana pengembangan dasar rumah minimalis dalam konteks budaya masyarakat urban kita.


KONSEP DYNAMIC MINIMALIST FAÇADE

Konsep Dynamic Minimalist Façade berupaya untuk menjawab kebutuhan akan adaptasi antara iklim tropis di Indonesia dengan arsitektur gaya minimalis. Pada perancangannya konsep Dynamic Minimalist Façade akan menggunakan material yang mudah diperoleh di Indonesia seperti bambu. Solusi pada iklim tropis diberikan dengan penutup fasad dari pelupuh bambu yang dipasang pada suatu rangka dan pada pemasangannya diberi jarak sehingga aliran udara tetap dapat mengalir ke dalam bangunan.

Tampilan fasad pun dapat diubah sesukanya oleh penghuni rumah, apakah menginginkan kesan tertutup, semi terbuka maupun kesan terbuka. Penutup fasad dari pelupuh bambu juga memungkinkan penghuni rumah membuka jendela dalam rumah dalam keadaan fasad tertutup tetapi udara tetap masuk melalui celah-celah pelupuh bambu.